Peramalan berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode peramalan kuantitatif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu metode peramalan deret waktu dan metode kausal, sedangkan metode kualitatif dibagi menjadi metode eksploratoris dan normatif.
Teknik
peramalan kuantitatif sangat beragam, dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu dan untuk berbagai maksud. Setiap teknik yang akan dipilih
memiliki sifat, ketepatan, tingkat kesulitan dan biaya tersendiri yang
harus dipertimbangkan.
Makridakis,
Wheelwright dan McGee (1992) menjelaskan bahwa pada umumnya peramalan
kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut
- Tersedia informasi tentang masa lalu (data historis)
- Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik
- Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.
Peramalan
dengan menggunakan metode deret waktu didasarkan pada pendugaan masa
depan yang dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel dan
/ atau kesalahan peramalan di masa lalu. Tujuan metode peramalan deret
waktu seperti itu adalah menemukan pola dalam deret data historis dan
mengekstrapolasikan pola dalam deret data tersebut ke masa depan.
Menurut
Makridakis, Wheelwright dan McGee (1992), langkah penting dalam memilih
suatu metode deret waktu yang tepat adalah dengan mempertimbangkan
jenis pola datanya. Pola data dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
- Pola horisontal, terjadi bilamana data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan atau stasioner terhadap nilai rata-ratanya.
- Pola musiman, terjadi bilamana suatu deret data dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan atau hari pada minggu tertentu)
- Pola siklis, terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis atau ekonomi.
- Pola tren, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan jangka panjang dalam data.
Jika
terdapat deret data yang mencakup kombinasi dari pola-pola data
tersebut, maka metode peramalan yang dapat membedakan setiap pola harus
digunakan bila diinginkan adanya pemisahan komponen pola tersebut.
METODE DEKOMPOSISI
Prinsip
dasar dari metode dekomposisi deret waktu adalah mendekomposisi
(memecah) data deret waktu menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi
masing-masing komponen dari deret waktu tersebut secara terpisah.
Pemisahan ini dilakukan untuk membantu meningkatkan ketepatan peramalan
dan membantu pemahaman atas perilaku deret data secara lebih baik
(Makridakis, Wheelwright dan McGee, 1992).
Subagyo
(1986) menjelaskan bahwa perubahan sesuatu hal itu biasanya mempunyai
pola yang agak komplek, misalnya ada unsur kenaikan, penurunan,
berfluktuasi dan tidak teratur, sehingga untuk diramal dan dianalisis
dengan sekaligus sangatlah sulit, sehingga biasanya diadakan
pendekomposisian data kedalam beberapa komponen. Masing-masing
komponen akan dipelajari dan dicari satu persatu, setelah ditemukan
akan digabung lagi menjadi nilai taksir atau ramalan.
Metode dekomposisi dilandasi oleh asumsi bahwa data yang ada merupakan gabungan dari beberapa komponen,
Metode dekomposisi dilandasi oleh asumsi bahwa data yang ada merupakan gabungan dari beberapa komponen,
Komponen
kesalahan diasumsikan sebagai perbedaan dari kombinasi komponen tren,
siklus dan musiman dengan data sebenarnya (Assauri, 1984).
Asumsi
di atas mengandung pengertian bahwa terdapat empat komponen yang
mempengaruhi suatu deret waktu, yaitu tiga komponen yang dapat
diidentifikasi karena memiliki pola tertentu yaitu : tren, siklus dan
musiman, sedangkan komponen kesalahan tidak dapat diprediksi karena
tidak memiliki pola yang sistematis dan mempunyai gerakan yang tidak
beraturan (Awat, 1990).
Tren
adalah kecenderungan gerak naik atau turun pada data yang terjadi dalam
jangka panjang. Variasi musim adalah gerak naik dan turun yang terjadi
secara periodik (berulang dalam selang waktu yang sama). Komponen siklis
adalah perubahan gelombang pasang surut yang berulang kembali dalam
waktu yang cukup lama, misalnya : 10 tahun, kuartal ke-20 dan lain-lain.
Komponen kesalahan (random) adalah gerakan yang tidak teratur dan
terjadi secara tiba-tiba serta sulit untuk diramalkan. Gerakan ini dapat
timbul sebagai akibat adanya peperangan, bencana alam, krisis moneter
dan lain-lain (Nugroho, 1993).
Menurut
Hildebrand (1991), komponen tren, siklus, musiman dan kesalahan dari
deret waktu dapat diasumsikan dalam dua model yang berbeda yaitu model
multiplikatif dan model aditif. Model multiplikatif dari metode
dekomposisi adalah
Xt = It . Tt . Ct .Et
sedangkan model aditifnya adalah :
Xt = It + Tt + Ct + Et
dimana,
Xt
|
= data aktual pada periode ke-t
|
Tt
|
= komponen Tren pada periode ke-t
|
Ct
|
= komponen siklus pada periode ke-t
|
It
|
= komponen musiman pada periode ke-t
|
Et
|
= komponen kesalahan pada periode ke-t
|
Menurut
Makridakis, Wheelwright dan McGee (1992), metode dekomposisi rata-rata
sederhana berasumsi pada model aditif, sedangkan metode dekomposisi
rasio pada rata-rata bergerak (dekomposisi klasik) dan metode Census II
berasumsi pada model multiplikatif.
Menghitung Tren
Menghitung
nilai trend dapat dilakukan dengan beberapa metode, dalam tulisan ini
akan disampaikan tiga metode yang paling sering digunakan yaitu :
1. Metode kuadrat terkecil (least square method)
Perhitungan nilai trend dengan metode ini juga biasa disebut dengan metode linier yang dilakukan dengan menggunakan persamaan:
Y = a + b. t
dimana:
Y = data time series periode t
t = waktu (hari, minggu, bulan, triwulan, tahun)
a, b = bilangan konstan
Nilai a dan b diperoleh dari:
2. Metode trend kuadratis (Quadratic trend method)
Menghitung nilai trend dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan persamaan:
dimana:
Y = data time series periode t
t = waktu (hari, minggu, bulan, triwulan, tahun)
a, b, c = bilangan konstan
Nilai a, b dan c diperoleh dari:
3. Metode trend eksponensial (exponential trend method)
Menghitung nilai trend dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan dua persamaan:
(1) Y = a(1+b).t , persamaan ini digunakan untuk variabel diskrit
(2) Y = a.exp(b.t), persamaan ini digunakan untuk variabel kontinyu
dimana;
Y = data time series periode t
t = waktu (hari, minggu, bulan, triwulan, tahun)
a, b = bilangan konstan
Nilai a dan b diperoleh dari:
Pemisahan komponen musiman dengan metode Dekomposisi klasik
Mula-mula
komponen tren dan siklus dipisahkan dari data dengan menerapkan
rata-rata bergerak yang panjang unsurnya sama dengan panjang musiman
pada data asli. Rata-rata bergerak dengan panjang yang sedemikian itu
tidak mengandung pengaruh musiman dan tanpa atau sedikit sekali komponen
randomnya (Makridakis, Wheelwright dan McGee, 1992).
Sebagai contoh, jika terdapat data bulanan maka rata-rata bergerak 12 bulanan, Mt12 , dapat dihitung sebagai berikut :
Rata-rata
bergerak yang dihasilkan secara relatif telah membebaskan pengaruh
musiman dan pengaruh random pada data bulanan tersebut yang kemudian
digunakan untuk mengestimasi komponen tren-siklus seperti pada persamaan
berikut :
Mt = Tt . Ct
Data
asli selanjutnya dibagi dengan hasil estimasi tren-siklus ini untuk
mendapatkan estimasi dari komponen musiman yang masih bercampur komponen
random.
Komponen
random pada nilai rasio, Rt, tersebut dikeluarkan dengan menggunakan
suatu bentuk rata-rata pada bulan yang sama dengan terlebih dahulu
mengeluarkan nilai terbesar dan terkecil pada bulan tersebut. Jenis
perata-rataan seperti ini disebut dengan rata-rata medial. Jika panjang
musimannya adalah 12 bulan, maka indeks musiman diperoleh dengan
menyesuaikan nilai rata-rata medial perbulan sehingga jumlahnya menjadi
1200 (Pindyck dan Rubinfield, 1976).
Makridakis,
Wheelwright dan McGee (1992), menjelaskan bahwa tujuan dari penyesuaian
nilai rata-rata medial perbulan sehingga jumlahnya menjadi 1200 adalah
untuk menyesuaikan deret data terhadap pengaruh yang disebabkan oleh
prosedur perhitungan.
Hal
ini serupa dengan apa yang dijelaskan oleh White (1987) bahwa sifat
khas yang dimiliki komponen musiman adalah apabila nilai-nilai dari
faktor musiman dijumlahkan sebanyak panjang musiman maka hasilnya akan
sama dengan panjang musiman itu sendiri. Hal tersebut secara matematis dapat ditunjukkan sebagai berikut
yang mana L adalah panjang musiman.
Croxton
(1969) menjelaskan bahwa estimasi dari kombinasi antara komponen tren,
siklus dan random dapat diperoleh dengan membagi data asli dengan hasil
estimasi komponen musiman.
Siklus
merupakan suatu perubahan atau gelombang naik dan turun dalam suatu
periode serta berulang pada periode lain. Dalam perekonomian dikenal
siklus dari resesi, recovery, boom, dan krisis. Suatu siklus biasanya
mempunyai periode tertentu untuk kembali ke titik asalnya, periode ini
dikenal dengan lama siklus. Siklus juga mempunyai frekuensi yaitu siklus
yang dapat diselesaikan dalam 1 periode waktu.
Coin Casino 2021 - Best Real Money No Deposit Bonuses
BalasHapusA no deposit bonus gives you one of three ways to 카지노 claim a casino bonus. 1. Go to a trusted online worrione casino and click the code "PLAYNJ" in the top 인카지노 right corner and sign up for